Istilah "myocardial protection" adalah strategi dan metodologi yang digunakan untuk mengurangi atau untuk mencegah disfungsi miokard pasca iskemik yang terjadi selama dan sesudah operasi jantung. Ini berhubungan dengan dari ciri khas miokard dimana dia merupakan otot yang bekerja cukup berat dimana berkontraksi secara continue dan memerlukan konsumsi oksigen yang cukup tinggi (mengkonsumsi 80% Oksigen dalam sirkulasi koroner). Jadi miokard hanya sangat sedikit mentoleransi adanya ischemia.
Dan secara umum ischemia ini dibagi menjadi 3 bagian dalam ruang lingkup “Heart Surgery”, yaitu :
1. Antecedent ischemia yaitu ischemia yang terjadi sebelum CPB
2. “Protected” ischemia yaitu terjadi selama dalam proses CPB contohnya ketika pemberiaan myocard protection, pada maldistribusi cardioplegia, komposisi cardioplegia yang tak tepat, teknik pemberiaan cardioplegia yang tak adekuat,
3. Reperfusion injury yaitu terjadi setelah cross clamp off dan CPB off
Dan proses keparahan dan durasi dari Iskemia Miocard sangat berhubungan dengan keseimbangan akan supplay dan demand oksigen dan kepatenan ”circulation washout” dari akumulasi dari hasil product dari metabolisme aerob dan anaerob.
Dan beberapa faktor yang mempengaruhi iskhemia menjadi irreversible antara lain : keparahan iskhemia, temperatur miocard, demand energy, collateral koroner. Sebagai contoh ketika koroner teroklusi selama 30 menit pada miocard yang sedang bekerja maka akan terjadi kematian sel yang cepat.
Oleh karena itu, miokard perlu dipantau dengan adanya ischemia selama operasi jantung terbuka(yang menggunakan HLM). Karena jantung harus dibuka dan dibuat seminimal mungkin getaran kontraksi jantungnya atau bahkan ”no beating” sehingga mempermudah tindakan operasi. Telah banyak teknik yang dikembangkan untuk memproteksi miokard dari cidera selama jantung “diistirahatkan” dan ketika peran sirkulasi diambil alih HLM.
Adapun prinsip utama dari proteksi miokard:
- Reduksi aktivitas metabolisme dengan hipotermi
- Penghentian kontraksi miocard yang bersifat therapeutic dan semua aktivitas listrik.
Prrkembangan Strategi Proteksi Miokard
1. Tehnik Non Cardioplegic (belum dibahas)
2. Tehnik Menggunakan Cardioplegia
a. Definisi
Cardioplegia adalah larutan yang mengandung berbagai macam zat kimia untuk menghentikan kontraksi otot jantung secara cepat untuk menghasilkan lapangan operasi yang tenang, dan proteksi terhadap cedera akibat iskemia dan reperfusi.
b. Cara kerja
Larutan ini dialirkan ke dalam system sirkulasi koroner jantung untuk menginduksi dan “maintain” paralysis selama operasi. Tujuan dari pengaliran larutan ini yaitu membuat kandungan ion potassium di extracellular lebih tinggi sehingga mengurangi gradient transmembrane dari ion potassium di ekstraselular dan intraselular. Dan ini akhirnya akan terhambatnya repolarization karena potensial resting membrane(± 70-90 mV) akan lama dicapai untuk menghasilkan impuls listrik. Kemudian jantung akan melemah dengan tidak adanya electricity ataupun aktivitas mekanikalnya(kontraksi). Pada umumnya,ini akan mencapai arrest pada fase diastole.
Dengan teknik ini, proses perfusi myocard bisa dihambat/ditunda secara aman dalam waktu singkat sekitar 15-20 menit. Ini juga didukung oleh kemampuan yang cukup unik dari metabolisme anaerobic sel-sel jantung. Karena dengan cadangan adenosine triphosphate (ATP) yang diproduksi oleh metabolisme anaerob cukup untuk menopang kebutuhan sel dalam interval waktu singkat tersebut dimana jantung benar-benar arrest. Jika perfusi dari larutan kardioplegia tak terdistribusi dengan baik, maka kontraksi atau ventricular fibrillation akan muncul sebelum waktunya(walaupun ada beberapa faktor lainnya) sehingga akan dengan cepat mengurangi cadangan energi sel jantung.